- Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara terletak tidak jauh diantara pantai utara Jawa Barat.
Diperkirakan wilayah kerajaan Tarumanegara itu meliputi daerah Banten, Jakarta,
dan Cirebon. Kerajaan ini mulai berkembang pada abad ke-5 M, di bawah kekuasaan
Raja Purnawarman. Pertanian menjadi mata pencaharian utama masyarakat. Seperti
yang disebutkan dalam Prasasti Tugu, Raja Purnawarman membuat
pembangunan irigasi dengan cara menggali saluran sungai kurang lebih sepanjang
6.122 tumbak (11 km), yang kemudian disebut sebagai Sungai Gomati.
Pembuatan saluran irigasi ini sangat dirasakan manfaatnya oleh
masyarakat, karena pada akhirnya dapat mengairi ladang pertanian masyarakat.
Oleh karena itu, Raja Purnawarman menjadi raja yang diagung-agungkan rakyat.
Adanya saluran irigasi ini juga memberi dampak yang besar pada peningkatan
ekonomi masyarakat, karena berguna sebagai sarana lalu lintas
perdagangan.
Selain itu, ia juga menjalin hubungan baik dengan Cina di masa Dinasti
Tang, terbukti dari adanya catatan seorang pendeta bernama Fa Hsien yang
terdampar di Pulau Jawa pada 414 M. Dalam catatan itu disebutkan bahwa
masyarakat sekitar sudah mendapat pengaruh Hindu India. Raja dan sebagian besar
masyarakat memeluk agama Hindu, beberapa juga ada yang memeluk agama Buddha dan
animisme.
Berdasarkan Prasasti Ciaruteun, terdapat telapak kaki Raja
Purnawarman yang dianggap rakyat sebagai telapak kaki Dewa Wisnu atau
dewa pelindung dunia.
- Kerajaan Kalingga
Kerajaan Kalingga atau Holing diperkirakan terletak di
daerah Jepara, Jawa Tengah. Berdasarkan berita Cina dari Dinasti Tang, kerajaan
Kalingga memiliki wilayah kekuasaan yang sangat luas, di mana sebelah timur
berbatasan dengan Po-Li (Bali), di sebelah barat berbatasan
dengan To-Po-Teng (Sumatra), sebelah utara berbatasan
dengan Ta-Hen-La (Kamboja), sedangkan selatan berbatasan
dengan Samudra.
Raja yang terkenal di kerajaan Kalingga yaitu Ratu Sima, yang
memerintah sekitar tahun 674 M. Ratu Sima adalah pemimpin yang tegas, jujur,
dan bijaksana. Ratu Sima akan menghukum siapapun yang melanggar hukum, baik
dari kalangan rakyat biasa maupun kerabatnya sendiri. Sehingga keadaan sosial
masyarakat menjadi teratur. Rakyat menghormati dan menaati peraturan yang
diterapkan Ratu Sima.
Kepercayaan utama di kerajaan Kalingga adalah Buddha. Menurut catatan
I-Tsing, temannya bernama Hui-Ning dan pembantunya Yunki pada tahun 665 M pergi
ke Kalingga untuk menerjemahkan kitab suci agama Buddha dari bahasa Sanskerta
ke bahasa Tiongkok. Sementara untuk mata pencaharian masyarakatnya adalah
bertani dan berdagang di pasar. Pada tahun 742-755 M, kerajaan Kalingga
mengalami kemunduran akibat serangan Sriwijaya dalam upaya menguasai
perdagangan, akibatnya pemerintahan Kijen mundur ke pedalaman Jawa Tengah.